Selasa, 24 Mei 2011

Demi Masa, Aku menyesal

Pernah merasa sangat menyesal?
Pernah merasa ingin mengulang waktu?
Ahh,tapi sayang..Waktu tak bisa diputar dan dikembalikan
Berandai-andai punya mesin waktu pun mungkin hanya menambah kelalaian demi kelalaian.
***

"Demi Masa. Sesungguhnya manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran." Qs.Al-Asr: 1-3

Saudaraku,
Pernah kamu merasa, bahwa sepertinya yang kamu lakukan hanyalah penambahan dosa yang berkepanjangan?Pernah kamu merasa, bahwa sepertinya tak ada satupun kebermanfaatan yang bisa kamu berikan?Atau, pernah kamu merasa, barang sekalii saja..kamu malu menjadi dirimu sendiri?

Ini bukan sebuah bentuk ketidaksyukuran atas nikmat-nikmat yang Rabb berikan, bukan..
Justru ini adalah sebuah bentuk penyesalan terutama pada diriku, bahwa apa-apa yang sudah Illahi Rabbi berikan, banyak yang sudah aku sia-siakan..
terutama waktu!
Sesuatu yang tak dapat dihentikan, diputar ulang, ataupun digantikan..

Pernah kamu merasa, takut yang teramat sangat menjadi golongan orang-orang yang merugi dalam ayat cinta 'A-Quran' Allah itu?
*** 
"Sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau. Jika kamu beriman serta bertakwa, Allah akan memberikan pahala kepadamu, dan Dia tidak akan meminta hartamu." Qs. Muhammad : 7

Lagi,
Jiwa raga ini mulai alfa dan terlena pada sebuah dunia, yang bahkan Allah menganggapnya hanya sebuah permainan.
Pernah kamu merasa, kamu terlalu sering bermain-main di bumi Allah?
***

Aku pernah!
bahkan terlalu sering :'(

***
-MF-




Sabtu, 21 Mei 2011

Syukur, masih jauh kau memahaminya

Saat itu, saat dimana engkau merasa sangat berduka, mungkin saja dengan segala kepenatan ataupun kegundahan yang sedang engkau dera. Dan disaat itulah, mungkin saja engkau akan menengadahkan tangan penuh pinta, mengemis dengan segala upaya yang kau punya, terasa sangat hina namun kau tetap memperjuangkan asa dihadapanNya

Saat itu, saat dimana Ia datang penuh warna, mungkin saja dengan segala kebahagiaan yang Ia punya. Menyaksikan sang hamba penuh alfa datang mendekat padaNya, mengharap sebongkah harta yang mungkin bagiNya hanyalah secuil papa, terasa sangat sederhana namun Ia begitu menikmatinya

Saat ini, saat dimana engkau telah bergelimang surga dunia, mungkin saja dengan segala hakikat nikmat yang kau tahu sebenarnya tak seberapa, namun penghambaanmu, ibadahmu, dan air mata yang kau punya kini menjadi tak seberapa jua

Saat ini, saat dimana Ia menyaksikan segalanya, segala sesuatu yang tak seberapa, mungkin saja Ia tetap merindu dan mendamba hambaNya bahagia, mungkin saja Ia masih menanti hambaNya yang tak seberapa berujung penuh sanjung menghamba
oh, Duhai Ia yang Maha Pemurah nan Bijaksana
Allah subhanawata'alla..

*Astaghfirullah..
 Subhanallah Alhamdulillah walailaha ilallah Allahuakbar*

:'(
-MF-

Selasa, 10 Mei 2011

Whatever will be, will be ^_^



When i was just a little girl, i asked my mother
What will I be?
Will I be pretty?, will I be reach?
Here's what She said to me

Que Sera, Sera
Whatever will be, will be
The future's not ours to see
Que Sera, Sera
What will be, will be
* * *

Untuk yang sedang dirundung masalah SEMANGAT!, buat yang masih sibuk lembur SEMANGAT!, yang lagi bingung menentukan keputusan terbaik SEMANGAT!, buat yang lelah dengan tumpukan tugas kampus ataupun kantor SEMANGAT!, buat yang tak pernah punya waktu untuk berlibur SEMANGAT!, untuk yang belum juga menemukan jawaban yang tepat atas kegamangannya SEMANGAT!
Life is whatever will be, will be..

"Allah sebagaimana prasangka hambaNya"..semua pasti terjadi, yang buat beda..hanyalah penyikapan kita atas apa yang sudah,sedang, atau akan terjadi pada diri kita..
Tak apa jika tangis itu harus keluar..
tapi, izinkanlah senyum manis itu tetap tersimpul di wajah indahmu :)
* * *
*Nur Annisaa, inspirasi kata-kata ku.. SEMANGAT!
Parung,
-MF-

Selasa, 03 Mei 2011

Media, Tolonglah Bijaksana

Makin sulit sekarang mau percaya sama MEDIA. provokatif tapi ndak solutif.
Allahualam, semakin pintarlah kawan memilah berita. Filterisasi dalam pemahaman kita harus diperbagus lagi.
Sudah banyak unsur konspirasinya, sedih! miris!
Berlebihan a.k.a Lebeeeyyy!!
Turn to Allah aja, toh jika benar yang dipaparkan media, biarkan Allah yang menghakiminya, karena memang cuma Ia Yang Maha Bijaksana.

Menangis aku begitu tau Osama Bin Laden wafat (Innalillahi wa innailaihi roji'un) dan semakin jadi tangisan ini sewaktu melihat masyarakat di belahan dunia barat sana malah berpesta atas kematian sosok Muslim. Islam makin jadi sorotan, sampai bawa-bawa Kesalahan dalam penafsiran Alqur'an!.
ahh Rabb, makin semrawut saja dunia :'(

Parung, 
-MF-

Minggu, 01 Mei 2011

Aku Jatuh Cinta dengan Kata. [Mengapa Saya Menulis]

Gadis kecil itu telah membuatku iri.
Ya, sahabat pramukaku sewaktu SMP sudah pandai membuat puisi bermajas hiperbola. Penggambaran kata yang sama sekali belum pernah aku baca saat aku melihat puisi-puisi di majalah kesukaanku waktu itu “Bobo” (hihi..sepertinya ga asing ya).
Hampir setiap karyanya ku nikmati satu persatu, aku benar-benar dibuat melayang penuh imaji bersama lautan kalimat dalam puisi-puisinya. Sederhana namun tetap penuh warna, benar-benar menginspirasi!.
Ku sediakan buku khusus untuk menuliskan puisi-puisiku yang sepertinya saat itu sungguh “cupu”. Satu persatu ku tuliskan saja apa-apa yang saat itu mengalir dalam otakku, marah, senang, tawa, sampai air mata rasanya sudah pernah ku tumpahkan dalam kalimat bersajak yang memang tak seberapa itu.
Penikmat pertamaku, ya tentu saja sahabat kecilku itu, Penyair cilik yang sampai sekarang tak pernah bosan aku membaca karya-karyanya.
Matahari semakin menua, Wawasanku juga makin membuka. Banyak yang kubaca, dan mulai banyak yang ingin ku ungkap. Aku iri dengan mereka yang pandai memainkan kata-kata itu, Apik!.
Tak pernah berkembang, sekali lagi! Aku terus terhenti dibagian tengah cerpen yang sedang kubuat, tak semulus membuat puisi, aku selalu terjebak dalam alur cerita yang kubuat sendiri. Ku kumpulkan kembali ilmu-ilmu itu, ku perbanyak lagi bacaan yang mampu menambah khasanah kata yang mampu menghipnotis pembaca karyaku.
****

Entah sebuah ke-irian semata atau memang aku sudah jatuh cinta?. Ya, aku semakin ingin menjadi mereka, mereka yang bisa menumpahkan semua karya dalam sajian kata yang indah.
Semua orang bebas memilih prestasinya, dan aku juga berhak memilih dimana bendera kebanggaan ingin kukibarkan, sungguh..aku ingin sekali berprestasi lewat barisan kata-kata yang ku ungkap ini, karena aku sudah terlanjur jatuh cinta dengan kata.
Prestasi bukan semuanya tentang piala, sertifikat, atau piagam penghargaan kan. Ternyata bukan prestasi seperti itu yang kudambakan. 
Sebuah prestasi kecil, aku hanya ingin mendapatkan hati dari tiap pembaca karyaku, aku ingin sekali mendapatkan senyum-senyum tipis tiap kali mereka menikmati karyaku, aku ingin sekali ikut larut dalam riak tangis kecil saat mungkin mereka teringat sesuatu ketika menelisik lantunan puisiku, dan aku ingin sekali mendengar lirih kata “amin” dari bibir mereka saat mereka menemukan sebait doa dalam kutipan karyaku. Dan itulah prestasi yang sejatinya ku inginkan.

Dr.Aidh Alqarni sukses membuat dunia penuh senyum karena karya fenomenalnya “La Tahzan”, Kang Abik berhasil menebar cinta lewat Maha karyanya “Ayat-Ayat Cinta”, Salim A.Fillah terus mempesona lewat hirarki kata-katanya yang mampu menyatukan kita semua “Dalam Dekapan Ukhuwah”, dan R.A Kartini menjadi sejarah kepahlawanan wanita karena kepiawaiannya menuliskan lembaran-lembaran surat penuh diplomasi kepada para pemuka dunia “Habis Gelap Terbitlah Terang”, indahnya..
Kata sanggup menarik seutas senyum, kata sanggup menjatuhkan air mata, kata juga sanggup membuncahkan tawa, dan kata sanggup mengubah dunia. Mengapa Aku Menulis?, sekali lagi karena aku sudah jatuh cinta dengan kata :).

Info Lomba dan Peluang Menulis
****

Selesai!.
Cerpen pertamaku tamat dibuat, “Sedetik Cahaya buat Isha” itu judulnya dan pembaca karyaku adalah teman-teman kelasku. Satu dari empat pembaca berhasil kubuat menangis, paling tidak ada ekspresi yang mereka hasilkan setelah membaca karyaku (hihi..itu pikirku).
Impianku belum berubah, puncak gunung yang ingin kutuju untuk kutancapkan bendera kebanggan ini belum kucapai, aku masih ingin menjadi Penulis terkenal. Penulis yang bisa membuat pembacanya merasakan getar-getar semangat saat mereka membaca diplomasiku, dan yang tak bosan membacanya lagi saat mereka tahu itu adalah karyaku, entah itu Penulis “beneran atau bohongan” hehe..tapi buatku Penulis tetap pahlawan hatiku, pahlawan kata yang sanggup membuat peradaban dunia.
****

Tulisan ini dilombakan pada "Undangan Menulis Buku Bersama [Mengapa Saya Menulis] http://www.facebook.com/?sk=messages&tid=1357080422411"

*Buat temen-temen yang berminat, yuk ikutan ^^d

Parung, 10:15
-MF-