Minggu, 15 Januari 2012

Belajar Menegakkan Langit disini



Hari sudah semakin lekang
Namun jasad masih meraba malam
kemudian menembus rinai-rinai hujan
tak tahu kapan kereta akan datang
mengambil satu-satu masa.
Perlahan. 
Membawa saya, asa, dan kejauhan
***

Terakhir kali saya lihat langit cerah, sepertinya siang tadi. Pertengahan hari menuju ashar, mengantar adik-adik  pulang dengan kendaraan mereka.
Dari 7 hari yang ada, saya benar-benar menanti hari kemarin dan tadi. Hari dimana saya bisa berkumpul dengan orang-orang yang membuat saya ingat akan Allah, bukan berarti hari lain orang yang saya temui tak membuat saya ingat kepada Allah, bukan. Namun dihari ini, begitu istimewa — cara mereka menyuguhkan kesederhanaan dan canda tawa mereka dihadapan saya adalah deskripsi "keikhlasan"

Langit cerah yang ini tak begitu saya dapati disana, disebuah gedung megah dengan aktifitas yang super padat didalamnya.. Ah, sungguh rindu bertemu dengan insan yang hanya dengan senyumannya, mampu membuat saya ingat kepada Sang Khalik. Rindu dengan insan yang setiap berjumpa menanyakan kondisi yaumiyah, buku yang sedang dibaca, sudah sampai juz berapa, sudah malam keberapa bertemu Kekasih hati, bagaimana shaumnya, sudah sampai surat apa hafalannya, besok agenda baksos kemana, ada syuro tentang apa…
Huff, benar-benar merindu…
***

"Ibadah itu harus NGOTOT"

kalimat itu menyekat nafas saya sesaat, tersadar kalau tidak selalu mereka ada didekat kita. biarkan raganya ada di kejauhan, tapi PASTIKAN..ruhiyah dan semangatnya selalu membakar pundak-pundak ini agar tetap  tegap bertahan, PASTIKAN doa-doa mereka menjadi pundi-pundi di sela hati-hati yang kopong, PASTIKAN..ilmu-ilmu mereka menjadi potret untuk melangkah membuat barisan penuh optimalitas.

Jika kamu tak bisa temukan hikmah dalam perjalanan ini, maka coba sekali lagi susuri langkah-langkahmu tadi, mungkin saja ia tercecer bersama bayanganmu. coba sekali lagi kamu raba tanah yang kamu pijak tadi, mungkin saja ia tertimbun dalam hingga kamu sukar menemuinya. coba kamu ingat lagi kapan terakhir kali kamu terdiam berfikir sejenak..hanya untuk mengingat dan merenung semua yang kamu peroleh, mungkin saja ia tertinggal bersama kenangan-kenanganmu yang jarang kamu syukuri.
Ya..bukankah muslim yang baik adalah ia yang dapat menemukan hikmah dimanapun ia berada. 
Ya..kamu!
kamu yang dalam hatimu gelap tak ada cahaya!

kamu.
yang saat ini terpanggil dengan sebutan
saya.
***

Kemudian bintang menghilang.
Samar.
Ditelan awan dan kawanan angin malam
...

Cengkareng, 150112
-MF-

Tidak ada komentar: