Senin, 27 Juni 2011

Di satu mahatahari nanti, atau seperti di penghujung bahagia sesaat lagi. Air mata akan pecah, membuncah, menampar segunung alpa. Kaki-kaki kecil tak berdaya pun merampas jejak-jejaknya, ingin bersegera mengejar syurga dilepas pusaran tawafnya.
Aku meringkuk, teringsut menahan sedu sedan! sungguh berat rasa merindu, satu persatu menyeka kepingan masa yang tercecer di tepi doa, mengejawantahkan semua, sampai ciut aku berkata "Rabb, izinkan separuh usiaku bersimpuh disana". Secara nyata, merapat dalam balutan suci yang tak putus berkelana antara sanjung puja untukNya, menyeruak masuki relung-relung qalbu yang tersisir air mata kepayahan di mihrab Sang Pencipta. 
Tenggelam..hingga dalam!

Labaikkallahumma labaik
Labaikkala syarikalakalabbaik
Inalhamda wani'mata lakawalmulk laa syarikalak

-MF-

Minggu, 26 Juni 2011

Hentikan sejenak!, kita sedang melintasi perjalanan usia.

Ya, aku ingin membaginya padamu. Tentang secuil rasa yang kudapat hari ini, secawan masa yang sedang ku kumpulkan belakangan ini, sepintas mungkin nampak seperti mozaik kata atau mungkin kau boleh bilang layaknya seikat romansa asa. Matamu bisu! Tak apa..aku tetap akan membaginya untukmu.
Kita dalam kata. Tentang batas, masa, tanya, diam, dan sepotong gelak rasa ingin mengetahui. Pada akhirnya pun aku, kamu, mata, akan menyatu atas remang-remang penghujung doa, satu-persatu rinai hujan akan jelaskan  sekelumit mendung penuh tunggu ini.
Aku bahagia!
tak perlu sejumlah alasan untuk meraba sebab-akibatnya, kau pun sudah punya mata anginnya disaku baju birumu itu. Lantas, perlukah lagi kita mempertegas segala samar ini?!. Jangan menatapku!, karena sejatinya kita sudah temukan sendiri jawaban pantasnya. Nafas pagi tadi, sudah cukup sejuk, meneduh, memeluh setiap hujaman sekat-sekat tak berhingga itu. Cukup!, muaranya sudah kita dapati bersama. Jernih, segar, mengalir tanpa paksaan. Tak perlu lafas lama untuk kita, ya! aku, kamu, masa, dan penghujung senja itu untuk bercengkrama. Mata menyuratkan segala.
Nanti, kita tunggu saja. Apakah usia benar-benar berpihak pada kita. Dan lagi-lagi selaksa asa, adalah roda untuk kita menuju kearah yang sama.
Melintasi perjalanan usia..

Parung, 260611
-MF-

Jumat, 03 Juni 2011

Lirih ku

Untuknya yang sedang bertahan dalam gelombang
Untuknya yang sedang mengaram dalam kesetiaan
Untuknya yang sedang berjuang dalam keistiqomahan
Untuknya yang sedang menapak tebing keimanan
Untuknya yang sedang berpeluh dalam ketawadhuan
Untuknya yang sedang ikhlas dalam penantian
Untuknya yang sedang berbahagia dalam penghambaan
Untuknya yang sedang tersenyum dalam kekhusyukan

Untuknya,
ku ucapkan selamat berjuang!
semoga Ia, 
segera mempertemukan..
***

Ina. ^^

Cermin sore ini

Masih dengan rasa canggung, masih juga berpeluh rasa bingung. 
Di usiaku yang genap 22 tahun ini, aku telah berpijak pada fase pendewasaan. Sebuah masa yang ku yakini penuh dengan segala pancaroba hati dan pemikiran.

Ada rasa sesak di hati, selalu penuh dengan rasa gemetar tiap kali aku menyadari bahwa aku benar-benar sedang mengukir cerita disebuah kertas yang setiap orang berkenan membacanya dan patut memberikan penilaian.
Sungguh masih segar dalam ingatanku saat SMP dulu, saat dimana usiaku tak seberapa untuk menilai dunia, Ya..aku masih anak bawang saat itu, hanya subjektifitas yang menjadi modal dasar dalam cara pandangku. Jika dimataku si A orang baik maka aku akan menirunya, Jika tidak maka aku akan membiarkannya. Sungguh lekat sekali Ia dalam ingatanku, wajah teduhnya, senyumnya yang menawan, keramahannya. 
Ia Murabbi pertamaku saat SMP, "Ummi Hafiz" biasa aku memanggilnya, yang karenanya aku ingin sekali menutup kepala dan seluruh auratku, aku terpikat olehnya..

Sekali lagi dulu aku masih anak bawang, gadis yang masih saja bergantung pada subjektifitas. Meski aku telah berhijab, toh aku masih belum benar-benar berhijab *menurutku lho :D*
OSIS membentuk karakterku, aku semakin senang saja berkelahi di Tae Kwon Do, bahkan aku lebih memilih latihan Tae Kwon Do ketimbang harus mengikuti kajian Rohis di SMA setiap hari ahad, ahh..masa-masa penuh ambisi :')

Hingga Allah mengenalkan aku dengan dia, Dela..
Yang sekarang menjadi sahabatku, Ia berhasil menjerumuskan ku dalam kebaikan, Ia berhasil menyempurnakan bekal yang telah kuperoleh dari Murabbiku, Terimakasih sahabat..

Kupikir agama hanya sebatas ini saja, 
Aku--masih dengan segala kenakalan-kenakalanku, meski sudah berhijab, aku terus melawannya, aku terus membentuk bola-bola salju kekhilafan, aku masih saja dalam rundung ke-alpha-an.
Sampai aku bertemu dengan mereka, Bidadari-bidadari Pelangi. Mujahidah-mujahidah penghias hatiku yang terus saja menampar kebodohan ruhani dan fikri ku, yang terus saja menghujamkan peluh yang bertubi-tubi mendera relung batinku.
Setengah menyadari, bahwa aku dilihat, aku disaksikan berjuta pasang mata. Pertumbuhan tsaqofahku dipaksa untuk segera berkembang dan tumbuh pesat. Ya, aku mulai mengenal cinta saat itu, cinta yang tak pernah kurasa sepanjang usiaku ada di bumi, cinta yang aku nyaman berada dalam romansa-romansa itu. aku mulai mengenalNya, benar-benar mengenalNya, Allah kariim..
Ia yang namaNya terlalu mempesona, Ia yang aku terpikat dengan cara-caraNya melindungiku, Ia yang selalu bisa mendamaikan rapuhku atau sekedar memberiku keteduhan saat aku mulai kerontang. Ia yang aku begitu mencintaiNya, Allah azza wa jalla..

Cinta penuh ujian dan pengorbanan.
aku baru menyadari bahwa aku tak benar-benar mencintaiNya, aku semakin larut dalam duniaku, aku terus saja bermain-main dengan kesenangan sesaatku. Ya, aku dengan segala ambisiku. Tapi, Ia tak pernah putus memberiku nikmat..Ohh, untuk pertama kalinya aku malu, teramat sangat malu padaNya, Ia yang kuyakini selalu menyayangiku :'(
Terus terjatuh, terbangun lagi, terus-terus saja seperti itu..hingga jadilah kini diriku, seadanya, sehina-hinanya aku..

Sampai genap usiaku kini,
Sepenuhnya menyadari,
Fase ini harus bisa kulewati dengan penuh perjuangan dan pengorbanan, Fase yang kusebut dengan PEMBELAJARAN, fase dimana bertumpuk tanggung jawab harus ku emban dan ku jalankan, fase dimana satu persatu amanah harus sesegera mungkin kuselesaikan.
Sebuah loyalitas ingin kupersembahakan pada mereka Pahlawan hidupku :')
sejatinya aku bangga berada disekitar kalian. Aku yakin, semua perkenalan dan semua pertemuan tak mungkin begitu saja terwujud secara tiba-tiba, Allah punya rencana atas semuanya itu. Tinggal bagaimana sang hamba mentadaburinya.
***

Ina.



Kamis, 02 Juni 2011

Fly Hi

Mimpi adalah kunci
Untuk kita menaklukan dunia
Berlarilah tanpa lelah
Sampai engkau meraihnya

Subhanallah,
masih semi gak percaya bisa terdampar disini!. Dulu, saya hanya bergumam sederhana, "Pengen lihat pesawat dari deket". Alhamdulillah kesampean, haha..walau sampai sekarang belum pernah naik pesawat sama sekali, nantilah..InsyaAllah penerbangan pertama saya adalah MEKKAH. Rumah Allah itu akan jadi persinggahan pertama saya berpetualang dengan pesawat *amin.

Tiap malam atau subuh hari, bisa lihat si Gatot kaca yang gagah itu benar-benar terbang dekat di atas kepala saya dari balkon kosan, Wuuiizzzz....keren :D *norak.com
ahh Allah, mau menjerit bahagia rasanya, *aaaaaaa...!!
Say Alhamdulillah yang tak terhingga sama Ilahi Rabbi sudah membawa saya ke tempat yang baik dan senantiasa dikelilingi orang-orang yang super duper hebat dan baik-baik ^_^"

Menarilah dan terus tertawa
Walau dunia tak seindah Syurga

Yes, My Great Lord
Allah kariimm...
Senyum dan tawa ini siap melebarkan simpul terindahnya khusus buatMu
Doumo Arogato gozaimashita Allah..
Hatur nuhun pisanlah pokona mah,heu heu..


Bersyukurlah pada Yang Kuasa
Cinta kita di dunia
Selamanya..
 
Laskar Pelangi itu tetap melantun indah..
***
-MF-