Kamis, 20 Juli 2017

Menulis adalah mimbarmu, ia adalah peradabanmu

"Menulislah, karena menulis itu adalah mimbarmu, ia adalah jati dirimu, menulis itu adalah masa depanmu, ia adalah peradabanmu." ungkap pak Cahyadi Takariawan dalam salah satu modul Kelas Menulis Online

Saya jadi teringat satu buku berjudul Leiden karya Dea Tantyo. "Writer is a leader." Yap!, pemimpin besar biasanya memiliki kebiasaan yg serupa, yaitu sama-sama suka menulis. Hampir separuh hidupnya dihabiskan untuk menulis. Sebut saja Bung Hatta, KH.Agus Salim, Buya Hamka, Ibnu Taimiyah, Yusuf Qordowi, Aidh Al-qarni, hampir semua tokoh inspiratif yang kita temui di buku-buku sejarah ataupun biografi orang sukses, memiliki kegemaran dan tingkat "addicted" yang menggebu terhadap dunia menulis.

23 Juni 2017, hari yang indah, dimana Allah perkenankan saya diberikan kesempatan untuk mendaftarkan diri dan belajar dari penulis buku inspiratif, yang karyanya selalu bisa menghipnotis pembaca untuk terus maju dan bersemangat memperbaiki diri,  Gurunda Cahyadi Takariawan dan Ibu Ida Nur Laila

Menarik, sederhana, dan mudah dimengerti, itulah tiga kata yang mewakili kelas menulis tersebut. Hampir semua pertanyaan dan curhatan peserta, dijawab dengan bahasa yang begitu mudah dipahami, gampang diterima hati, dan ciamik dalam memaparkan materi. Terkadang, beberapa celoteh tanya dari peserta dijawab dengan gurauan sederhana yg lucu tapi tetap bermakna.
"Pak, saya belum sempat menulis, belum ada ide, ini masih sibuk menjamu tamu." ungkap salah satu peserta.
"Bisa dibuat artikel KETIKA MENJAMU TAMU." jawab pak Cah cerdas
"Pak Cah, saya mandeg nih. Saya bingung mau nulis apa?" curhat peserta lain.
"Tulislah sebuah judul, KETIKA AKU BINGUNG." lanjut pak Cah singkat.
"Pak Cah, ini masih repot dengan tugas-tugas, mumpung belum ketungkul dengan kerjaan kantor, belum sempat menulis." ujar peserta lainnya.
"Buatlah judul KETUNGKUL." celoteh pak Cah, spontan membuat kelas ramai dan ceria.

Saya percaya, Allah dengan segala keMahaan-Nya, menganugerahkan kita iman dan keteguhan, agar kita senantiasa memiliki semangat dan daya juang yang mengangkasa, harapan yang menyala-nyala. Karena saya yakin, Allah tidak akan pernah mengubah keadaan hamba-Nya, sampai ia berjuang mengubah keadaan dan nasibnya. Dan saat kita mengintip sedikit saja usaha keras dan pertarungan para pemimpin besar dunia, hampir semuanya pernah jatuh telak sebelum bangkit tegap, mereka pernah menangis sampai akhirnya bisa tersenyum manis. Dan saya yakin, menulis dapat menjadi wasilah dalam mengubah keadaan, menulis mampu mengharumkan sebuah bahkan berjuta nama, menulis mampu mengusir luka yang sudah lama dirasa, dan menulis bisa saja menjadi amal yang tak pernah putus meski empunya telah tiada.

Menulis semudah bernafas, jargon itu seperti menarik-narik lagi mimpi, bahwa segala ilmu dapat diikat dengan sebuah tulisan. Bahwa dalam kelas menulis yang padat ilmu, pembekalan, dan pembinaan ini, sang Guru seperti ingin berkata, "Boleh jadi pada tulisan yang entah apa, anda sedang mewujudkan mimpi anda, dan mungkin mimpi mereka. Karena menulis, adalah mimbarmu."

Rabu, 19 Juli 2017
Marina Fauzia.

#TantanganWonderfulWritingClass
#WonderfulWritingClass
#CahyadiTakariawan
#IdaNurLaila
#KelasMenulisOnline
#WWC2

Tidak ada komentar: