Senin, 12 Juli 2010

Benarkah ini daerah Intelektual?

Satu rumah terbangun sangat megah, lantainya bertingkat-tingkat, ada security didepannya, tersedia parkir mobil yang cukup nyaman. Terpampang nama rumah itu dengan megahnya "X Apartement", sebuah kos-kosan yang menyediakan berbagai fasilitas, nyaman..melangkah sedikit kedaerah bagian belakang bangunan rumah bertingkat itu, terdapat rumah yang dibangun dari kumpulan kayu yang disambung-sambung, fentilasi udaranya bagus sekali..karena memang bangunan itu bolong sana-sini.
Ternyata tak disini saja, disetiap ratus meter selalu ada pemandangan seperti ini, areee..is it true??, ya..its true.

Warga didaerah ini berlomba-lomba membangun kos-kosan, tanpa memikirkan bagaiman nanti efek resapan air disini, bagaimana nanti pola dan kondisi alam yang sungguh jadi tak bersahabat ini. karena ini bukan hanya soal hobi, ini soal investasi dan kebutuhan.
Dilematisnya lagi, ini adalah daerah kumpulan mahasiswa, insan yang punya predikat intelektual di dunia. Apakah tidak ada tindakan nyata??, bukan TIDAK ADA tapi TIDAK BANYAK..
Tidak banyak mahasiswa yang terjun langsung untuk benar-benar bergerak dan membantu, tidak banyak mahasiswa yang memberikan arahan dan penjelasan akan pentingnya hal-hal seperti lahan untuk resapan air, reboisasi daerah, serta pembuangan sampah pada tempatnya kepada warga yang notabene minim pendidikan. lalu, apa mahasiswa dapat disalahkan seutuhnya?, jawaban itu dikembalikan lagi kepada mpunya (tak tahu deh mpunya siapa??) yang jelas..sedikit banyaknya masyarakat didaerah situ telah menyumbang kerusakan alam.

Pertanyaan yang menggelitik hati, Benarkah ini daerah intelektual?
padahal kanan kirinya masih banyak yang kesusahan, tapi ada orang yang seolah menutup mata, tak peduli kehidupan nyata..bukan cuma kehidupan didalam aquarium yang bernama kampus..
kalau mau dikaitkan dengan dakwah, rasanya justeru ini dakwah nyata..
anggap saja begini..terbina dikampus, dan direalisasikan disebelah rumah, daerah sekitar saja..

Pelajaran baru dan harus buka daftar buku baru
jangan hanya mengoleksi tarbiyah dzatiyah saja, tapi berkembang menuju tsaqofah yang bersifat humaniora dan profesionalitas, agar tak jadi pribadi berkembang melulu..tapi naik jabatan jadi pribadi maju
kemana?
zaman, peradaban, dan kemenangan didepan mata..
tinggal pilih mau kemana..

Allahualam bisawab.
Bandung, 12072010
-MF-
Refleksi pencambuk hati




Tidak ada komentar: