Minggu, 09 Januari 2011

Kemana ini semua akan bermuara

Kemana ini semua akan bermuara..
Tercekat dengan kalimat itu, tiba-tiba saja ia seperti jelaga besar yang siap menghantamku kapan saja. Ya..kapan saja aku lemah, kapan saja aku rapuh.

"Katakanlah "Wahai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri! Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya (kecuali syirik)". Sungguh, Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepadaNya sebelum datang azab kepadamu, kemudian kamu tidak dapat ditolong" (Qs.Az-Zumar : 53-54)

ahh, betapa diri ini sangat melampaui batas. fakta membuktikan, kejahiliyahan itu ternyata masih melekat dalam ruhiyahku, ampuni Ya Ghofur..
dalam samar kelam, lampu kamar yang kian hari makin meredup, otak dan hati ini seolah berdiskusi sangat hebat..apa yang kau cari duhai hamba Allah yang begitu hina?
Tiap langkahku menuju kantor, tetesan keringat yang membasahi pakaianku selama berdesak-desakkan dikereta, otak dan tenaga yang sepertinya habis terkuras karena dipaksa berfikir, mata yang kian lama kian hitam disekitarnya, waktu yang seolah terus berlari dan makin menyempit,, Rabbi...apa sebenarnya yang sedang hamba upayakan ini??, kemana ini semua akan bermuara..

"innama'a malubinniat"
hadits yang sedari TPA sudah bisa kuhafal ini ternyata pangkal dari semuanya, ya..dalam hadist arba'in pun ia menduduki urutan pertama, Ya Rahimm..ini semua tentang niat, tentang hulu yang baik..untuk nantinya ia dapat bermuara ke hilir yang baik pula

apakah masih bisa perbaiki segala niat ini Rabb??..
apakah masih diterima segala amal ibadah ini Rabb??..

aku jadi ingat cerita dari seorang Murabbiah, 
ada seorang pemuda, dikatakan pada saat hari peradilan Allah, ia diberikan nikmat yg begitu tak terkira..yaitu syurga, redaksinya kurang lebih seperti ini
"Masukkan ia ke syurgaKu wahai malaikat..karena rahmatKu", sontak pemuda itu beralih, "Duhai Rabbku, masukkan aku ke syurgaMu karena amalanku"
"Masukkan ia ke syurgaKu, karena rahmatKu" Allah memerintahkan untuk yang keduakalinya
"Rabbku, masukkan aku ke syurgaMu karena amalanku" sang pemuda begitu gigihnya
"Masukkan ia ke syurgaKu, karena rahmatKu" Allah memerintahkan untuk yang ketigakalinya. dan untuk yang ketiga kalinya sang pemuda menolak..
"Wahai malaikat, kalau begitu timbang amalannya", kemudian para malaikat menimbang amalan ibadah sang pemuda selama di dunia, alkisah si pemuda adalah ahli ibadah..ternyata, sang ahli ibadah itu hanya memiliki amalan sebesar "biji bola mata sebelah kiri"
"Duhai Malaikat, masukkan ia ke nerakaKu.." Allah kemudian memerintahkan para malaikat....
namun sang pemuda kemudian menangis dan menyesali perbuatannya, dan akhirnya ia dimasukkan ke syurga karena rahmat Allah

Illahi Rabbi...batinku menjerit sekencang-kencangnya, amalan seorang ahli ibadah saja hanya sebesar biji bola mata--dan hanya sebelah kiri, Rabb..lalu bagaimana dengan aku, bagaimana dengan hamba hina yang satu ini??
toh semua bermula dari niat kan, maka selayaknya lagi aku, kamu, kita pertanyakan kepada hati kita masing-masing, sebuah relung yang teramat sangat dalam ada di dekat detak jantungmu itu, sebersit nurani yang begitu perasa dan mudah tersakiti, selaksa cahaya yang memiliki celah dan mampu besinar kembali..
tanyakan pada hati dan pemilik hati itu..
apa yang sebenarnya sedang kita upayakan didunia ini?
kemana sebenarnya ini semua akan bermuara?

kuyakin, teramat sangat yakin
hati kecil itu tengah menangis, nurani itu sedang menjawab segala pertanyaan dan kegundahan ini..
"ini semua sudah cukup buat ibu bahagia mba.."
ahh..kalimat itu kembali menoreh luka dan asa, memikirkan masa depan selalu membuat embun mata ini terasa berat dan seolah ingin membuncah..
tolak ukur bahagia setiap kita pasti berbeda kan,,karena apa? bukankah ini semua kembali lagi ke niat saudaraku sayang..
bukankah ini semua akan ditujukan ke muara yang sesungguhnya..

tuts-tuts piano itu berdenting
indah terdengar
tapi
bukankah ia tetap akan berakhir
ketika sang pianis
mengakhiri pula partitur-partitur nada yang ada dihadapnya
ting..
dan melodi itu berhenti..

bukankah setelah berhenti itu akan datang lagi kehidupan, bukankah setelah melodi itu terhenti akan ada lagi aransemen baru..yang utuh, benar-benar nyata,
tas perbekalanku belum terisi apapun, lalu bagaimana nanti aku bisa bertahan hidup di muara sana, muara yang aku sendiri tak tau akan seperti apa..

ahh Rabbi..
apa yang sedang aku upayakan ini..

Parung, 090111
-MF-
dalam samar, kudengar denting melodi Qauliyah itu lagi..
ayat-ayat dari surat cinta itu terbuka lagi.."Qs.An-nahl:28-32"

Tidak ada komentar: